Perbandingan penerbangan komersial domestik di Indonesia dan Amerika Serikat

Bagi anda yang kerap bepergian menggunakan pesawat terbang, baik untuk keperluan pekerjaan ataupun sekedar berwisata pasti sudah paham dengan segala pernak-perniknya mulai dari memesan tiket (booking), cek-in, pemeriksaan keamanan, masuk pesawat di gerbang bandara (boarding), di udara, mendarat, sampai keluar bandara.
Penulis, yang berkesempatan menuntut ilmu di sebuah Universitas di Amerika Serikat merasakan beberapa perbedaan dalam proses-proses tersebut di sini bila dibandingkan dengan di Indonesia. 

 1. Booking

Proses booking tidak terlalu berbeda dengan di Indonesia, apalagi di jaman sekarang yang sebagain besar calon penumpangnya melakukan pemeanan sendiri melalui internet. Bedanya, di Indonesia masih banyak kita temukan travel agent yang menawarkan harga lebih murah dibandingkan bila calon penumpang memesan sendiri ke website resmi maskapai, di Amerika travel-travel agent tersebut menawarkannya lewat internet, jarang yang masih ada kios fisik (dan di Indonesia pun nampaknya sudah mulai banyak yang model seperti ini).

2.  Cek-in

Jika di Indonesia masih banyak kita jumpai antrian mengular untuk cek-in di bandara, di Amerika hal ii sangat jarang dijumpai karena cek-in sebagian besar on-line. di Indonesia pun sudah bisa cek-in online tapi masih banyak saja antrian di bandara karena banyak yang membawa bagasi. Di Amerika kebanyak penumpang hanya membawa bagasi kabin karena untuk penerbangan domestik bila menghendaki bagasi tercatat ada biaya tambahan, sementara di Indonesia sebagian besar maskapai masih memberikan fasilitas bagasi gratis.

3. Pemeriksaan keamanan

Di bandara-bandara Indonesia, umumnya pemeriksaan keamanan dilakukan dua kali yaitu saat pertama memasuki area untuk cek-in dan yang kedua ketika memasuki gerbang keberangkatan. Di Amerika, pemeriksaan hanya satu kali ketika memasuki gerbang keberangkatan, jadi bila ada bagasi yang tidak dibawa ke kabin maka boleh dikata tidak diperiksa oleh mesin x-ray. Namun pemeriksaan keamanan di Amerika tingkat keketatannya jauh lebih tinggi. Boleh dikata antara penerbangan domestik dan internasional sama saja, bedanya kalau domestik masih boleh membawa makanan dari luar (minuman tidak boleh tapi botol kosong boleh). Barang elektronik, logam, cairan, harus dikeluarkan dari tas ketika masuk x-ray. Jaket, sepatu, dan ikat pinggang harus dilepas dan ikut di-x-ray. Metal detector untuk penumpang tidak hanya gerbang kecil seperti di Indonesia tetapi satu tabung besar mirip mesin CT-Scan tapi berdiri.  

Ada opsi lain untuk pemeriksaan keamanan, namanya TSA Pre®, yang pemeriksaan keamanan dilakukan lebih cepat (tidak perlu melepas dan memisahkan barang2 di atas) tapi hanya berlaku bagi US Citizens dan permanent residents, juga harus mendaftar (ada biaya pendaftaran) dan dilakukan background check. kalau ingin lebih jelas lagi silahkan follow akun TSA di atas.

 4. Boarding

Sepanjang sudah melakukan check-in, calon penumpang di Amerika diperkenankan untuk masuk area gerbang keberangkatan (dengan pemeriksaan keamanan tentunya). Bandara2 di Amerika juga biasanya buka 24 jam. Ini sebuah kelebihan, terutama bagi bckpacker seperti penulis karena bisa melakukan perjalanan tanpa harus pesan penginapan, bisa disiasati dengan pesan penerbangan pulang puling pagi dan malam sebelumnya menginap di ruang tunggu keberangkatan. Berbeda dengan di Indonesia yang biasanya calon penumpang baru boleh masuk area gerbang keberangkatan satu datau dua jam sebelum jadwal. 

Mengenai proses boarding sendiri, biasanya di Amerika penumpang dibagi menjadi 5 tahap, tahap pertama untuk calon penumpang yang memerlukan bantuan seperti penyandang disabilitas atau penumpang yang membawa balita, lalu premium member dan penumpang kelas bisnis, baru penumpang kelas ekonomi yang dibagi menjadi 3 zona. Di indonesia yang sering kita jumpai kebanyakan hanya 2-3 tahap.

5. Di dalam pesawat

Untuk masalah prosedur keselamatan dalam pesawat, justru di Indonesia penulis rasakan lebih ketat. Di Amerika, penumpang masih boleh menggunakan ponsel tanpa airplane mode sampai pesawat benar2 akan lepas landas dan boleh menggunakan lagi sesaat seteah mendarat tana harus menunggu penumpang berada di gerbang kedatangan seperti di Indonesia.

Untuk fasilitas penerbangan sendiri kurang lebih sama seperti di Indonesia sih, tergantung maskapai. Ada yang sama sekali tidak memberi makanan ataupun minuman gratis, ada yang memberikan snack, tapi bedanya di Amerika tidak ada maskapai yang memberikan makanan berat gratis untuk penerbangan domestik kelas ekonomi.

Perbedaan lain, di Amerika ada beberapa maskapai yang memberikan layanan gratis sms atau hiburan seperti film yang bisa diakses melalui wi-fi selama penerbangan (tapi untuk akses internet tetap berbayar tambahan sih)

Satu lagi perbedaan yang mencolok adalah ketinggian jelajah. Penerbangan-penerbangan domestik di Amerika terbang lebih rendah daripada di Indonesia untuk menghemat waktu tempuh, meskipun itu menghabiskan lebih banyak bahan bakar karena tekanan udara yang lebih besar sehingga butuh energi yang besar pula dibandingkan dengan ketinggian jelajah yang lebih tinggi.

6. Mendarat

Tidak seperti di Indonesia yang gerbang keberangkatan dan kedatangan terpisah, di Amerika biasanya gerbang keberangkatan ya digunakan pula untuk kedatangan, masuk dan keluar pesawat melalui jalan yang sama. Di Indonesai kan kebanyakan penumpang mendarat langsung darahkan ke pengambilan bagasi/pintu keluar. Di Amerika ini karena melalui ruang tunggu lagi sering penulis siasati biar tidak perlu bayar penginapan ambil penerbangan berangkat malam hari lalu begitu mendarat di bandara tujuan nginep di ruang tunggu gerbang.

7. Keluar bandara

Hal yang paling mencolok perbedaannya adalah di bandara-bandara Amerika, terutama di kota-kota besar sudah tidak ada lagi kartel taksi bandara seperti banyak di bandara-bandara Indonesia. Transportasi umum dari dan ke bandara banyak pilihan, taksi-taksi online pun bebas kita pesan dari bandara, pilihan rental mobil pribadi juga ada, taksi konvensional pun masih tersesia.


Bagi penulis sendiri, harapannya di Indonesia 4,6. dan 7 bisa ikut seperti di Amerika.😊

Komentar